Feeds:
Posts
Comments

Archive for September, 2010

DI HOTEL PURI SARON SEMINYAK KUTA-BADUNG, 27 AGUSTUS 2010

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular.  Penyakit menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar provinsi, kabupaten/kota bahkan antar negara.  Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah dengue, influenza, tifus abdominalis, penyakit saluran pencernaan dan penyakit lainnya.

Untuk melakukan upaya pemberantasan penyakit menular, penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan, serta penanggulangan penyakit tidak menular diperlukan suatu sistem surveilans penyakit yang mampu memberikan dukungan upaya program dalam daerah kerja Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional, dukungan kerjasama antar program dan sektor serta kerjasama antara Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional dan internasional.

Penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap penyakit-penyakit tersebut diatas disusun dalam pedoman surveilans epidemiologi, khusus masing-masing penyakit dan pedoman surveilans epidemiologi secara rutin dan terpadu.  Untuk menyelenggarakan surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular secara rutin terpadu maka secara umum bertujuan untuk meningkatkan kinerja serta terjadinya jejaring surveilans integrasi dalam rangka penanggulangan penyakit potensial wabah di Provinsi Bali dan secara khusus bertujuan untuk review hasil kegiatan petugas Surveilans sera refreshing DSO dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan DSO. Peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya : Kepala seksi surveilans dan Kabupaten/Kota se-Bali, Narasumber adalah: (1) Subdit KLB, Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan RI, (2) WHO Indonesia, (3) Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Petugas  dalam manajemen surveilans penyakit berpotensi KLB/wabah adalah melakukan surveilans  dari pengumpulan data kesehatan, pengolahan & analisis, interpretasi serta desiminasi umpan balik dan intervensi. Maksud dan tujuan melakukan surveilans adalah (1) Mempelajari pola terjadinya penyakit yang sedang berlangsung, (2) potensi penyakit di dalam masyarakat, (3) Lebih jauh mempelajari riwayat alamiah penyakit, spektrum klinis, epidemiologi penyakit dan faktor risiko/pajanan, (4) Menyediakan data dasar sebagai perangkat dalam menilai langkah-langkah pencegahan dan pengendalian.

Tugas petugas surveilans Kabupaten adalah (1)  SKD-Deteksi Dini : AI, Potensi KLB/wabah (PD3I, diare, dll), (2) Verifikasi : Komunikasi verbal & elektronik, kunjungan lapangan – penyelidikan awal, (3) Penanggulangan awal, (4) Laporan, (5) Koordinasi

Kesimpulan hasil kegiatan review sebagai berikut : (1) Diterima baik sebagai suatu sistem surveilans, (2) Pertukaran informasi antara surveilans manusia & hewan melalui pendekatan inovatif yang dapat diterapkan pada penyakit zoonosis lain, (3) Dirancang untuk deteksi dini kasus suspek “FB”, (4) Bagaimana data digunakan; belum jelas, (5) Ada kebutuhan organisasi seperti : penyesuaian materi pelatihan, kelangsungan pembiayaan dan kemampuan kinerja petugas.

Kelangsungan dukungan kegiatan tahun 2011 : (1) Sedang diusulkan, (2) Tergantung pada kinerja petugas, (3) Anggaran/dana pendampingan daerah, masih tanda tanya berapa besarnya dana yang akan diperoleh dan kapan dana tersebut bisa dimanfaatkan.

Read Full Post »