Tanggal 26 Juni 2009 di Hotel Santhi Denpasar, Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyelenggarakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh : Dinas Pariwisata, Dinas Peternakan, BTB , Kantor Kesehatah Pelabuhan (KKP), RS Sanglah, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Bali, Lab FK UNUD, dan DSO se Provinsi Bali.
Definisi kasus swine influenza (H1N1)/ flu meksiko :
1. Suspek
Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut (demam > 380C) mulai dari yang ringan (influenza like Illnes) sampai dengan Pnemonia, ditambah salah satu keadaan di bawah ini :
- Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi swine influenza (H1N1) Flu Meksiko
- Dalam 7 hari sebelum sakit pernah bekunjung ke area yang terdapat satu atau lebih kasus konfirmasi Swine Influenza (H1N1)/Flu Meksiko.
2. Probabel
Seseorang dengan gejala di atas disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif terhadap influenza A tetapi tidak dapat diketahui subtypenya dengan mennggunakan reagen influenza musiman
atau
Seseorang yang meninggal karena penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang tidak diketahui penyebabnya dan berhubungan secara epidemiologi (kontak dalam 7 hari sebelum onset) dengan kasus probable atau konfirmasi.
3. Konfirmasi
Seseorang dengan gejala di atas sudah dikonfirmasi laboratorium swine influenza (H1N1)/flu meksiko dengan pemeriksaan satu atau lebih test di bawah ini :
- Real time RT PCR
- Kulture virus
- Peningkatan 4 kali antibody spesifik swine influenza (H1N1)/Flu Meksiko dengan netralisasi tes
Hasil Pertemuan :
Pemaparan Kesiagaan Pandemi Influenza oleh Dr. Andi Muhadir, MPH, Direktur SEPIM-KESMA Depkes RI , Dinas Kesehatan Provinsi Bali selaku penyelenggara pertemuan rapat koordinasi ini.
Kesiapsiagaan Pandemi Influenza :
Periodinasasi Pandemi Influenza
1. Periode Interpandemi
Fase 1 (hanya pada binatang, risiko penularan ke manusia kecil/rendah)
Fase 2 (hanya pada binatang, risiko penularan ke manusia besar/tinggi)
2. Periode Waspada Pandemi
Fase 3 (sudah ada kasus pada manusia, tetapi tidak ada penularan antar manusia).
Fase 4 (bukti terbatas penularan antar manusia, namun dalam kelompok kecil, virus masih belum adaptasi di
manusia).
Fase 5 (penularan antar manusia dalam kelompok yang lebih besar)
3. Periode Pandemi
Fase 6 (fase pandemic, transmisi di populasi umum à penularan antar manusia sudah efektif)
4. Periode Post Pandemi
Kembali ke fase interpandemi.
Situasi di Indonesia
- Jumlah suspek : 41 orang
- Jumlah diamati : 86 orang
- Jumlah positip : 2 orang (Bali & Jakarta)
Upaya Indonesia
1. Penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
- Pemberlakuan Health Alert Card
- Penerapan ratio practice
- Kesiapan petugas dalam memantau penumpang yang dating
- Pemasangan thermal scanner
- Penyiapan alat pelindung diri (APD)
- Penyiapan klinik di kantor kesehatan pelabuhan dengan obat dan perlengkapannya.
- Penyiapan sarana rujukan bila diperlukan.
2. Logistik terutama obat dan APD
- Penyediaan obat tamiflu dalam jumlah yang cukup
- Pendistribusian sampai di tingkat puskesmas
3. Penyiapan Rumah Sakit
- Kesiapan 100 rumah sakit rujukan
- Ketersediaan obat
- Ketersediaan ruang isolasi
- Petugas kesehatan yang terampil
- Prosedur diagnosis dan terapi
4. Penguatan surveilans epidemiologi
- Mengintensifkan surveilans Influenza Like Ilnes (ILI) di 20 puskesmas sentinel.
- Mengintensifkan surveilans SARI di 15 Rumah Sakit Sentinel
- Menambah lokasi sentinel ILI di 25 puskesmas baru
- Surveilans Pneumonia dan SARI di sarana kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit)
- Intensifikasi surveilans di pelabuhan laut dan udara, terutama pelabuhan/bandara internasional
5. Penguatan Laboratorium
- Mengintensifkan laboratorium regional
- Pemenuhan reagensia
6. Komunikasi Edukasi dan Informasi (KIE)
- Pembuatan spanduk di tempat-tempat umum
- Pembuatan stiker/pamphlet/brosur dan media komunikasi
- Melakukan jumpa press dan press release secara berkala
- Memberikan penjelasan ke masyarakat melalui berbagai media massa cetak dan elektronik.
6 Langkah kesiapansiagaan Depkes :
- Mengumpiulkan data & kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber.
- Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan
- Membuat surat edaran kewaspadaan dini
- Melakukan rapat koordinasi dengan para Kepala Kantor KKP di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
- Berkoordinasi dengan badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan specimen
- Berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Provinsi :
- Memberikan/meneruskan informasi-informasi kepada Dinas kesehatan Kabupaten/Kota.
- Menghimbau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan peningkatan surveilans Influenza Like Illnes dan Pnemonia DI Puskesmas dan Rumah Sakit serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
- Menghimbau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mencermati adanya klaster ILI, pneumonia dan kematian akibat Pnemonia yang tidak jelas penyebabnya.
- Berkoordinasi dengan kantor Kesehatan Pelabuhan setempat dalam mengantisipasi masuknya swine flu (Flu Meksiko) ke Indonesia
- Mulai mempersiapkan Posko KLB jika diperlukan sesuai dengan perkembangan penyebaran penyakit.
- Segera melaporkan kepada Posko KLB Ditjen PP & PL jika ditemukan kasus sesuai definisi kasus di atas.
Sistem Kewaspadaan Dini Kantor Kesehatan Pelabuhan baik Udara maupun Laut :
- Segera mengaktifkan Thermal Scanner atau alat pendekatan suhu lainnya
- Segera mengaktifkan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam rangka pemantauan kepada setiap penumpang yang dating dari luar negeri.
- Segera membagikan Health Alert Card (HAC) untuk memaqntau penumpang terutama yang dating dari daerah terjangkit.
- Menyiapkan daftar nama penumpang terutama yang berasal atau pernah berkunjung ke Negara/area terjangkit dalam 7 hari terakhir untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi/pelacakan kasus dan pemantauan.
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Kabupaten/Kota :
- Mewaspadai masuknya virus ke Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk Negara terutama pendatang dari Negara-negara yang sedang terjangkit.
- Mewaspadai semua kasus dengan gejala ILI & menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi) atau orang yang baru dating dari Negara yang sedang terjangkit.
- Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus kecurigaan kea rah flu babi kepada posko KLB Dirjen PP & PL
- Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui sarana yang memungkinkan.
- Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sector serta menyebarluaskan informasi.
What have been done ??
- ADB Meeting –à perumusan peran, tupoksi Dinkes, RS & KKP
- Membangun koordinasi dengan lintas program & lintas sector (Dispar, BTB, Disnak, etc).
- Menindaklanjuti SE kepada kabupaten/kota à puskesmas/private klinik.
- Membantu pelaksanaan tugas KKP dengan menyiagakan 21 orang tenaga medis, non medis PSC à fungsi surveilans dalam melakukan pengamatan, pengumpulan lembar HAC, analisis HAC.
- Meneruskan informasi/analisis HAC kepada seluruh kabupaten/kota.
- Mengembangkan jejaring koordinasi FB untuk tatalaksana kasus dan pengelolaan sampel kasus.
- Pemantauan aktif untuk passenger tertentu
- Distribusi oseltamivir ke kabupaten/kota.
Dukungan anggaran ???
Peran Sektor :
1. PEMDA
- Dukungan Sumberdaya
- Koordinasi antar unit teknis
- Pemberdayaan masyarakat
2. Swasta & Masyarakat
- Deteksi kasus
- Kecepatan laporan
- Edukasi masyarakat
- Dukungan sumberdaya
Hambatan :
- Koordinasi sebagai hal yang mudah untuk diucapkan tetapi sulit dilaksanakan.
- Analisis Health Alert Card (HAC)
- Penetapan diagnosis dokter sebagai criteria suspek à konsekuensi rujukan kasus ke rumah sakit rujukan.
- Manajemen hasil pemeriksaan sampel di Litbangkes Depkes RI ??